- Membedakan fakta dan opini
MESKIPUN perbedaan antara fakta dan opini biasanya terhenti pada wacana, apakah keduanya itu objektif atau subjektif ?namun fakta dalam beberapa kasus bisa menjadi subyektif. Fakta subjektif dapat disampaikan berdasarkan perasaan seseorang. Jika Anda memberitahu seseorang bahwa Anda sedang sedih, yang menunjukan fakta subjektif tentang keadaan emosi Anda. Di sisi lain jika saya memberitahu Anda bahwa Anda kelihatan sedang sedih, pernyataan ini akan memenuhi syarat hanya sebagai pendapat saya terlepas dari apakah itu benar tidaknya.
Sebuah Fakta dikatakan benar apabila diyakini kebenarannya. Karena keyakinan adalah identik dengan pendapat, orang yang membuat pernyataan faktual juga memegang pendapat bahwa fakta adalah benar. Oleh karena itu semua fakta yang disertai dengan pendapat meskipun pendapat tidak memerlukan fakta-fakta pembenaran akan di percaya mereka, sehingga ada pernyataan bahwa setiap orang berhak atas pendapat mereka sendiri.
Membedakan fakta dari opini sering sulit, dan selama berabad-abad filsuf telah mencoba untuk menemukan apa yang benar-benar dapat memenuhi syarat sebagai fakta daripada pendapat. Ini cabang filsafat disebut epistemologi, studi tentang batas apa yang manusia dapat mengetahui dengan fakta. Selain itu, semua dari sisa ilmu modern di atas dasar fakta cerdas dari opini dan metodis bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang benar atau fakta. Sulit untuk mengklaim sesuatu yang merupakan fakta jika tidak jelas yang jelas, seperti perbedaan biologis dalam jender, karena fakta sering terbukti salah. Misalnya, berabad-abad yang lalu dunia dianggap datar dan ini diselenggarakan sebagai fakta oleh mayoritas orang. Seperti yang kita ketahui sekarang, yang berpendapat dunia ini datar adalah sebuah pernyataan yang berasal dari pendapat usang. Dari contoh ini kita bisa melihat bahwa mereka yang berpikir bahwa bumi itu tidak datar yang semula dikomunikasikan pendapat tersebut yang akhirnya ditemukan kebenarannya, yang menunjukkan bahwa fakta sebelumnya hampir selalu ditantang.- membaca dan memahami artikel
Artikel
adalah istilah yang sering dipakai oleh majalah – majalah. Sebagaimana
jurnalisme mensakralkan fakta, artikel pun menegaskan muatan fakta
sebagai isi sajiannya, bukan fantasi. Artikel ialah tulisan non fiksi
yang mengangkat berbagai kejadian, pergerakan, kecenderungan, dan proses
sosial yang terjadi di masyarakat .
Artikel dibuat dengan berbagai tujuan, yang dibedakan sebagai berikut:
1. Tujuan Penugasan (assgument purpose)
Tulisan
dibuat untuk kepentingan penugasan, ‘bukan kemauan sendiri ‘. Misalnya,
tugas penulisan sekolah, tugas keperluan kantor/ lembaga/ organisasi.
2. Tujuan Altruistik (altruistc purpose)
Tulisan
artikel yang ditujukan untuk menyenangkan pembaca, menghibur pembaca,
membantu pemahaman pembaca tentang sesuatu hal, mendukung perasaan dan
penalaran pembaca,membantu pembaca dalam menyelesaikan soal-soal
keseharian. Inti tujuan altruistik adalah bagaimana artikel yang dibuat
dapat dan akan dibaca oleh pembaca yang dituju.
3. Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose)
Artikel ditulis untuk tujuan menyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang akan diutarakan.
4. Tujuan Informatif (Informational Purpose)
Artikel yang ditulis untuk memberikan informasi atau keterangan atau penjelasan kepada pembaca mengenai sesuatu hal.
5. Tujuan Pernyataan Diri (Self-expressive Purpose)
Artikel ditulis untuk tujuan memperkenalkan atau menyatakan eksistensi diri penulis kepada para penbaca yang ditujunya.
6. Tujuan Kreatif (Creative Purpose)
Artikel
yang ditulis untuk kepentingan penyaluran kreatifitas tertentu, dengan
memakai pendekatan nilai dan norma artistic budaya/ seni. Kemasan
artistik mendominasi wilayah pengucapan penulis. Antara ide dan gaya
dapat dipadukan, dan menjadi penulisan yang utuh.
7. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)
Artikel
ditulis untuk tujuan penulis yang hendak membantu suatu pemecahan
masalah. Penulis coba memjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi dan
meneliti secara cermat persoalan melalui penjabaran ide atau gagasan
yang dianggap dapat membantu pembaca dalam menyelesaikan persoalan yang
dihadapi.
Untuk mempermudah memahami artikel, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dianaranya:
1. Mengenali topik bacaan.
Jika
Anda pergi ke toko buku atau perpustakaan. Anda ingin mengetahui apa
yang dibahas dalam buku yang Anda pilih. Untuk keperluan tersebut, Anda
melakukan membaca cepat beberapa menit (browsing) untuk melihat bahan
yang dibaca. Sekedar untuk mengetahui isi bacaan. Hal ini juga dapat
dilakukan ketika akan memilih artikel di majalah
dan surat kabar(kliping).
2. Mengetahui pendapat orang (opini).
Di
sini Anda sudah mengetahui topic yang dibahas, selanjutnya Anda ingin
mengetahui pendapat penulis itu terhadap masalah yang dibahas. Untuk
itu, Anda tinggal membaca tulisan yang ada di tajuk surat kabar
tersebut. Anda cukup membaca paragraf pertama atau akhir yang biasanya
memuat kesimpulan yang dibuat oleh penulisnya (redaksi).
3. Mendapatkan bagian penting yang diperluan.
Anda
perlu melihat semua bahan bacaan itu untuk melihat ide yang bagus,
tetapi tidak perlu membaca setiap kata, kalimat, bahkan alinea secara
lengkap.
4. Mengetahui organisasi penulisan.
Dengan
teknik membaca cepat maka dapat segera mengetahui urutan ide pokok dan
cara semua materi disusun dalam kesatuan pikiran, serta mencari hubungan
antarbagian dalam bacaan itu.
5. Melakukan penyegaran atas apa yang pernah dibaca.
Misalnya dalam mempersiapkan ujian atau sebelum menyampaikan ceramah.- Menanggapi pembacaan pantun
Dalam
pelajaran ini, Anda diharapkan dapat mendeklamasikan/membacakan puisi lama
(berbalas pantun) di depan temanteman dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
sesuai; menanggapi pembacaan pantun tentang lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat; dan dapat menerapkan isi pantun dalam kehidupan sehari-hari.
Pantun
merupakan salah satu jenis puisi lama. Pantun pada mulanya merupakan senandung
puisi rakyat Melayu yang didendangkan. Pantun diciptakan dalam bentuk lisan
untuk menyampaikan pikiran dan perasaan terhadap seseorang ataupun suatu
peristiwa yang bertujuan untuk menyindir, berjenaka, memberi nasihat, atau
bersuka ria. Tidak ada yang mengetahui, siapa yang mengarang pantun. Pantun
sudah menjadi milik bersama, yang tersebar dari mulut ke mulut sampai sekarang.
Seperti
halnya puisi, pantun juga dibaca disertai dengan irama. Hal ini bertujuan agar
isi pantun enak didengar dan memberi kesan mendalam bagi yang mendengarnya.
Anda juga mungkin pernah membaca pantun, bahkan juga menulis pantun. Di Kelas
X, Anda sudah mempelajari jenis puisi lama berupa pantun. Coba Anda ingat-ingat
kembali. Pada saat membacakan pantun, lafal, intonasi, dan ekspresinya harus
tepat. Hal ini dimaksudkan agar pantun yang disampaikan dapat dinikmati, direnungkan
maknanya, dan isinya dapat diterima atau ditangkap dengan baik oleh pendengar.